Video Tutorial Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian
Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan keterampilan ini adalah melalui permainan berpikir kritis untuk anak-anak. Anak-anak suka permainan yang menyenangkan dan membuat belajar yang menyenangkan dapat memiliki efek yang banyak dicari orang dewasa. Yaitu, pikiran yang berpikir kritis yang dapat mengevaluasi masalah secara produktif.
Memiliki permainan berpikir anak-anak sebagai bagian dari rejimen pertumbuhan dapat membuahkan hasil yang besar di kemudian hari. Mengajari anak-anak cara mengatasi pemikiran terbuka semacam ini melibatkan struktur pikiran yang logis dan teratur.
Memiliki kehidupan yang penuh tantangan sangat baik bagi kita. Bersenang-senang berpikiran permainan membebani otak kita untuk menghasilkan solusi bagi situasi yang tampaknya mustahil. Kita semua tahu bahwa imajinasi pada anak-anak tidak mengenal batas. Itu sebabnya penekanan pada memiliki permainan berpikir kritis untuk anak-anak sangat penting. Jika seorang anak dapat memanfaatkan kreativitas mereka di usia muda dan menemukan solusi maka itu mulai menjadi kebiasaan.
Tidak ada masalah yang terlalu sulit untuk dipecahkan. Menemukan solusi melalui permainan yang menyenangkan dapat membuat seseorang menjadi kreatif seperti yang mereka inginkan.
Setiap kali sebuah solusi diciptakan melalui pemikiran inovatif maka itu memperkuat fondasi seseorang yang bisa mendapatkan sesuatu yang dicapai.
Pemikiran kritis paling baik dipupuk melalui permainan dan melalui anak-anak yang memainkannya. Ada banyak situs web yang menawarkan pemaparan game jenis ini. Sebagai contoh, permainan yang diberi nama berpikir kritis gratis menawarkan berbagai tingkat tantangan untuk dimainkan.
Pilihan dibuat antara permainan matematika, catur, dan jenis logika 3D. Tidak peduli permainan apa yang dimainkan, pikiran adalah bagian integral dari menguraikan cara mengalahkan permainan. Tidak ada yang kalah dalam jenis permainan ini karena itu adalah proses yang diperhitungkan dan yang mengembangkan kreativitas menuju pencapaian.
Latihan pengaturan kelompok juga merupakan pelepasan pemikiran kritis yang populer. Permainan kata tentu saja dapat membantu memperluas kosa kata seseorang melalui kata-kata relasional. Misalnya permainan awal diatur ke empat kata. Dalam pengaturan kelompok, orang-orang akan menghasilkan kata. Maka kata pelengkap lain harus dihubungkan sampai empat kata dibuat. Sekarang pemenang dari game ini adalah yang muncul dengan kata kelima ketika digunakan bersama dengan empat kata sebelumnya dan masuk akal.
Misalnya, biarkan empat kata menjadi: sepeda, berkuda, helm, ban. Kata kelima bisa ringan. Anda akan memiliki sepeda ringan, cahaya menunggang, helm ringan dan ban ringan.
Permainan kata lain adalah dengan menganggap bahwa kata adalah akronim. Misalnya kata BAD dapat diartikan menjadi Big And Droopy. Setiap kata akan dilakukan dan interpretasi apa pun akan membuatnya menyenangkan dan menarik.
Bermain permainan berpikir anak-anak adalah bagian dari gambaran besar membantu mengembangkan pemikiran dan pemikiran yang lancar di luar kotak untuk setiap masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
Menikmati kegiatan kelompok seperti ini akan membantu mengembangkan kerja sama dan menghasilkan solusi yang bahkan belum ada di papan tulis. Itu adalah bagian menarik dari pemikiran kritis yang menginspirasi kita semua.
Begini Cara Melatih Berpikir Kirits, Mari dicoba!!
Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan keterampilan ini adalah melalui permainan berpikir kritis untuk anak-anak. Anak-anak suka permainan yang menyenangkan dan membuat belajar yang menyenangkan dapat memiliki efek yang banyak dicari orang dewasa. Yaitu, pikiran yang berpikir kritis yang dapat mengevaluasi masalah secara produktif.
Memiliki permainan berpikir anak-anak sebagai bagian dari rejimen pertumbuhan dapat membuahkan hasil yang besar di kemudian hari. Mengajari anak-anak cara mengatasi pemikiran terbuka semacam ini melibatkan struktur pikiran yang logis dan teratur.
Memiliki kehidupan yang penuh tantangan sangat baik bagi kita. Bersenang-senang berpikiran permainan membebani otak kita untuk menghasilkan solusi bagi situasi yang tampaknya mustahil. Kita semua tahu bahwa imajinasi pada anak-anak tidak mengenal batas. Itu sebabnya penekanan pada memiliki permainan berpikir kritis untuk anak-anak sangat penting. Jika seorang anak dapat memanfaatkan kreativitas mereka di usia muda dan menemukan solusi maka itu mulai menjadi kebiasaan.
Tidak ada masalah yang terlalu sulit untuk dipecahkan. Menemukan solusi melalui permainan yang menyenangkan dapat membuat seseorang menjadi kreatif seperti yang mereka inginkan.
Setiap kali sebuah solusi diciptakan melalui pemikiran inovatif maka itu memperkuat fondasi seseorang yang bisa mendapatkan sesuatu yang dicapai.
Pemikiran kritis paling baik dipupuk melalui permainan dan melalui anak-anak yang memainkannya. Ada banyak situs web yang menawarkan pemaparan game jenis ini. Sebagai contoh, permainan yang diberi nama berpikir kritis gratis menawarkan berbagai tingkat tantangan untuk dimainkan.
Pilihan dibuat antara permainan matematika, catur, dan jenis logika 3D. Tidak peduli permainan apa yang dimainkan, pikiran adalah bagian integral dari menguraikan cara mengalahkan permainan. Tidak ada yang kalah dalam jenis permainan ini karena itu adalah proses yang diperhitungkan dan yang mengembangkan kreativitas menuju pencapaian.
Latihan pengaturan kelompok juga merupakan pelepasan pemikiran kritis yang populer. Permainan kata tentu saja dapat membantu memperluas kosa kata seseorang melalui kata-kata relasional. Misalnya permainan awal diatur ke empat kata. Dalam pengaturan kelompok, orang-orang akan menghasilkan kata. Maka kata pelengkap lain harus dihubungkan sampai empat kata dibuat. Sekarang pemenang dari game ini adalah yang muncul dengan kata kelima ketika digunakan bersama dengan empat kata sebelumnya dan masuk akal.
Misalnya, biarkan empat kata menjadi: sepeda, berkuda, helm, ban. Kata kelima bisa ringan. Anda akan memiliki sepeda ringan, cahaya menunggang, helm ringan dan ban ringan.
Permainan kata lain adalah dengan menganggap bahwa kata adalah akronim. Misalnya kata BAD dapat diartikan menjadi Big And Droopy. Setiap kata akan dilakukan dan interpretasi apa pun akan membuatnya menyenangkan dan menarik.
Bermain permainan berpikir anak-anak adalah bagian dari gambaran besar membantu mengembangkan pemikiran dan pemikiran yang lancar di luar kotak untuk setiap masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
Menikmati kegiatan kelompok seperti ini akan membantu mengembangkan kerja sama dan menghasilkan solusi yang bahkan belum ada di papan tulis. Itu adalah bagian menarik dari pemikiran kritis yang menginspirasi kita semua.
Memory Matrik merupakan salah satu strategi pembelajaran, dimana strategi mempunyai pengertian suatu garis besarhaluan untuk bertindak dalam usaha pencapaian sasaran yang telahditentukan. Jika dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikansebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudankegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Matrix adalah sebuah istilah yang berasal dari matematika yang dideskripsikan berupa kolom-kolom atau baris-baris. Dan secara istilah matrix mempunyai pengertian data yang tersusun dalam bentuk baris dan kolom, dan data yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
Sedangkan ingatan atau memory adalah gejala psikologi yang berhubungan dengan masa lampau, berhubungan dengan yang pernah dialami dan diamati. Ingatan juga meliputi kemampuan untuk menerima (encoding), menyimpan atau perekaman (remembering/retrieval) kembali stimulus yang pernah dialami dan diamati. Oleh karenanya maka didefinisi dari ingatan (memory) adalah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan yang lampau.
Strategi matriks ingatan juga bisa dideskripsikan sebagai strategi yang berbentuk Matrix yang terdiri dari baris-baris dan kolom-kolom kosong atau satu kolom yang telah diisi untuk mengevaluasi kekuatan daya ingat peserta didik akan materi pelajaran atau perkuliahan yang penting dan berhubungan antar materi serta menilai kecakapan peserta didik mengorganisir informasi ke dalam kategori-kategori tertentu.
Dari pengertian atau deskripsi tersebut dapat diketahui bahwa strategi ini merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif juga pengevaluasian daya serap siswa serta kemampuan siswa, dalam keaktifannya untuk mengorganisasi materi dan memahaminya agar mudah dihafal atau diingat.
B. CIRI-CIRI STRATEGI MATRIX INGATAN
a. Proses pembelajaran strategi Matrix ingatan menekankan pada proses
afektif, kognitif dan psikomotor. Bukan model pembelajaran yang hanyamenekankan pada satu aspek saja. Proses afektif, kognitif dan psikomotordi implementasikan dalam strategi pembelajaran guna untuk mencapaitujuan pembelajaran sebagai satu kesatuan untuk memperoleh penguasaan.
b. Strategi Matrix ingatan sangat cocok digunakan untuk berpikir sederhana,seperti mengingat dan menghafal fakta-fakta serta definisi.
c. Strategi Matrix ingatan dibangun dalam nuansa pembelajaran aktif, yaitubelajar dengan beraktivitas, mengkaji gagasan, memecahkan masalah danmenerapkan apa yang mereka pelajari.
d. Strategi Matrix ingatan biasa digunakan untuk mengulangi materipelajaran yang bersifat faktual untuk keseluruhan materi pelajaran.
e. Strategi Matrix ingatan adalah strategi pembelajaran yang bersandar
kepada 2 sisi yaitu proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untukmeningkatkan kemampuan mengingat atau menghafal, sedangkan sisihasil diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan atau penguasaanmateri untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
C. LANGKAH-LANGKAH
1. Pertama, dosen membuat satu metrix kosong yang terdiri kolom-kolom dan baris-baris,
2. Kemudian, isilah ruang yang kosong dengan fakta-fakta yang berhubungan dengan meteri kuliah yang relevan,
3. Pastikan kesesuaian atau keserasian antara judul, kolom dengan judul baris,
4. Mintalah mahasiswa mengisi kolom-kolom yang kosong sesuai dengan judul kolom dan judul baris,
5. Setelah selesai di isi mahasiswa kumpulkan metrix itu dan anda siap untuk mengoreksi hasil kerja mahasiswa.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
E. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
a. Kelebihan
Keunggulan strategi Matrix ingatan adalah:
1) Meningkatkan kemampuan mengorganisasi materi
2) Meningkatkan kecakapan membaca
3) Mengembangkan kecakapan belajar, strategi dan kebiasaan.
4) Meningkatkan kecakapan menghafal
5) Dengan meningkatnya kemampuan mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan materi maka akan lebih mudah bagi anak didikuntuk memahami isi pelajaran.
6) Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar
7) Membantu siswa mentransfer pengetahuan mereka untuk diamalkandalam kehidupan sehari-hari.
b. Kelemahan
Kelemahan strategi Matrix ingatan adalah:
1) Strategi ini akan menjadi sangat tidak efektif jika tidak digunakanpada materi yang sesuai.
2) Keberhasilan strategi pembelajaran Matrix ingatan harus didukung oleh keaktifan siswa.
3) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadapsiswa yang memiliki kemampuan fisik secara sempurna. Karenamemerlukan proses membaca, mengingat memahami dan menghafal.
F. SARAN-SARAN
1. Strategi ini sangat cocok untuk berfikir sederhana, seperti mengingat dan meghafal fakta-fakta, rukun-rukun.
2. Strategi ini sangat cocok untuk menghafal definisi-definisi.
3. Strategi ini juga dapat dikerjakan secara berpasangan atau kelompok kecil.
4. Strategi ini cocok untuk mengulangi materi perkuliahan yang bersifat faktual untuk keseluruhan materi perkuliahan.
2008. hal. 136.
Penjelasan Lengkap Definisi Memory Matrix
Memory Matrik merupakan salah satu strategi pembelajaran, dimana strategi mempunyai pengertian suatu garis besarhaluan untuk bertindak dalam usaha pencapaian sasaran yang telahditentukan. Jika dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikansebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudankegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Matrix adalah sebuah istilah yang berasal dari matematika yang dideskripsikan berupa kolom-kolom atau baris-baris. Dan secara istilah matrix mempunyai pengertian data yang tersusun dalam bentuk baris dan kolom, dan data yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
Sedangkan ingatan atau memory adalah gejala psikologi yang berhubungan dengan masa lampau, berhubungan dengan yang pernah dialami dan diamati. Ingatan juga meliputi kemampuan untuk menerima (encoding), menyimpan atau perekaman (remembering/retrieval) kembali stimulus yang pernah dialami dan diamati. Oleh karenanya maka didefinisi dari ingatan (memory) adalah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan yang lampau.
Strategi matriks ingatan juga bisa dideskripsikan sebagai strategi yang berbentuk Matrix yang terdiri dari baris-baris dan kolom-kolom kosong atau satu kolom yang telah diisi untuk mengevaluasi kekuatan daya ingat peserta didik akan materi pelajaran atau perkuliahan yang penting dan berhubungan antar materi serta menilai kecakapan peserta didik mengorganisir informasi ke dalam kategori-kategori tertentu.
Dari pengertian atau deskripsi tersebut dapat diketahui bahwa strategi ini merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif juga pengevaluasian daya serap siswa serta kemampuan siswa, dalam keaktifannya untuk mengorganisasi materi dan memahaminya agar mudah dihafal atau diingat.
B. CIRI-CIRI STRATEGI MATRIX INGATAN
a. Proses pembelajaran strategi Matrix ingatan menekankan pada proses
afektif, kognitif dan psikomotor. Bukan model pembelajaran yang hanyamenekankan pada satu aspek saja. Proses afektif, kognitif dan psikomotordi implementasikan dalam strategi pembelajaran guna untuk mencapaitujuan pembelajaran sebagai satu kesatuan untuk memperoleh penguasaan.
b. Strategi Matrix ingatan sangat cocok digunakan untuk berpikir sederhana,seperti mengingat dan menghafal fakta-fakta serta definisi.
c. Strategi Matrix ingatan dibangun dalam nuansa pembelajaran aktif, yaitubelajar dengan beraktivitas, mengkaji gagasan, memecahkan masalah danmenerapkan apa yang mereka pelajari.
d. Strategi Matrix ingatan biasa digunakan untuk mengulangi materipelajaran yang bersifat faktual untuk keseluruhan materi pelajaran.
e. Strategi Matrix ingatan adalah strategi pembelajaran yang bersandar
kepada 2 sisi yaitu proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untukmeningkatkan kemampuan mengingat atau menghafal, sedangkan sisihasil diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan atau penguasaanmateri untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
C. LANGKAH-LANGKAH
1. Pertama, dosen membuat satu metrix kosong yang terdiri kolom-kolom dan baris-baris,
2. Kemudian, isilah ruang yang kosong dengan fakta-fakta yang berhubungan dengan meteri kuliah yang relevan,
3. Pastikan kesesuaian atau keserasian antara judul, kolom dengan judul baris,
4. Mintalah mahasiswa mengisi kolom-kolom yang kosong sesuai dengan judul kolom dan judul baris,
5. Setelah selesai di isi mahasiswa kumpulkan metrix itu dan anda siap untuk mengoreksi hasil kerja mahasiswa.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
E. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
a. Kelebihan
Keunggulan strategi Matrix ingatan adalah:
1) Meningkatkan kemampuan mengorganisasi materi
2) Meningkatkan kecakapan membaca
3) Mengembangkan kecakapan belajar, strategi dan kebiasaan.
4) Meningkatkan kecakapan menghafal
5) Dengan meningkatnya kemampuan mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan materi maka akan lebih mudah bagi anak didikuntuk memahami isi pelajaran.
6) Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar
7) Membantu siswa mentransfer pengetahuan mereka untuk diamalkandalam kehidupan sehari-hari.
b. Kelemahan
Kelemahan strategi Matrix ingatan adalah:
1) Strategi ini akan menjadi sangat tidak efektif jika tidak digunakanpada materi yang sesuai.
2) Keberhasilan strategi pembelajaran Matrix ingatan harus didukung oleh keaktifan siswa.
3) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadapsiswa yang memiliki kemampuan fisik secara sempurna. Karenamemerlukan proses membaca, mengingat memahami dan menghafal.
F. SARAN-SARAN
1. Strategi ini sangat cocok untuk berfikir sederhana, seperti mengingat dan meghafal fakta-fakta, rukun-rukun.
2. Strategi ini sangat cocok untuk menghafal definisi-definisi.
3. Strategi ini juga dapat dikerjakan secara berpasangan atau kelompok kecil.
4. Strategi ini cocok untuk mengulangi materi perkuliahan yang bersifat faktual untuk keseluruhan materi perkuliahan.
2008. hal. 136.
Download
Cara menghitung regresi linear
Tutorial menghitung regresi linear dengan excel
Uji regresi linear
onwardono 20.50 CB Blogger Indonesia
Cara Manual Menghitung Regresi Dengan Excel
Berikut ini Saya bagikan hasil coret-coret menghitung regresi dengan cara manual.
Download
Cara menghitung regresi linear
Tutorial menghitung regresi linear dengan excel
Uji regresi linear
Metode Eksperimen untuk Penelitian Kuantitatif
Analisis deskripsi ini merupakan hal utama dan penting dalam menganalisis data penelitian. Sebelum melakukan uji lanjut terhadap data penelitian maka harus dilakukan uji analisis deskriptif terlebih dahulu. Analisis deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran data penelitian seperti rata-rata data, simpangan baku, range, minimum, maksimum, varians dan lain-lain. Pada postingan kali ini, Saya akan memberikan tutorial analisis dekriptif menggunakan software SPSS.
Dalam praktiknya data hasil belajar didapatkan dari penyebaran soal tes atau pretes dan postes. Sedangkan data motivasi diperoleh dari penyebaran angket respon. Untuk mengikuti tutorial berikut ini silahkan bisa mengetik kembali data seperti gambar di bawah ini.
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui jumlah data masing-masing 20 baik itu motivasi maupun hasil belajar. Untuk membuat data seperti gambar di atas maka terlebih dahulu mengatur pada menu variabel view yang ada di bawah kiri SPSS.
Pada baris ke-1 isi kolom Name dengan Hasil_Belajar dengan decimals 0. Dan pada baris ke-2 isi kolom Name dengan Motivasi dengan decimals 0.Jika data penelitian adalah data yang memiliki angka desimal maka ubahlah kolm decimals dengan jumlah digit yang diinginkan.
Selanjutnya adalah mengisi data pada menu Data view (klik di bawah kiri SPSS). Isilah sesuai dengan contoh di gambar 1.
Setelah mengisi data penelitian, maka langkah selanjutnya adalah memulai uji desktiptif data. Ikutilah langkah di bawah ini:
1. Klik Analyze
2. Pilih Descriptive
3. Pilih kedua data tersebut dan klik tombol panah yang ditengah
4. Kemudian klik menu option
Silahkan ceklis untuk uji deskriptif seperti Range, Mean, Variance, Std Deviation, Minimum dan Maximum lalu klik continue dan terakhir klik ok
5. Dari langkah nomor 4 akan tampil output perhitungan spss seperti gambar di bawah ini.
Untuk mengubah baris dan kolom dari hasil output SPSS cara klik 2x pada tabel yang ingin dirubah, kemudian klik menu pivot dan pilih transpose
Hasil dari pivot rows dan Colums akan tampak seperti gambar di bawah ini
Tutorial uji deskriptif menggunakan SPSS selesai sampai disini.
Lalu bagaimana cara menginterpretasikan data deskriptif dari output SPSS?
Simak penjelasannya di bawah ini.waiting.....
onwardono 17.00 CB Blogger Indonesia
Deskripsi Data Menggunakan SPSS plus Interprestasinya
Pada tutorial ini saya akan memberikan tutorial menggunakan spss untuk analisis deskripsi data penelitian. Dalam contoh ini, Saya telah menyiapkan dua data yaitu data hasil belajar dan data motivasi.
Analisis deskripsi ini merupakan hal utama dan penting dalam menganalisis data penelitian. Sebelum melakukan uji lanjut terhadap data penelitian maka harus dilakukan uji analisis deskriptif terlebih dahulu. Analisis deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran data penelitian seperti rata-rata data, simpangan baku, range, minimum, maksimum, varians dan lain-lain. Pada postingan kali ini, Saya akan memberikan tutorial analisis dekriptif menggunakan software SPSS.
Dalam praktiknya data hasil belajar didapatkan dari penyebaran soal tes atau pretes dan postes. Sedangkan data motivasi diperoleh dari penyebaran angket respon. Untuk mengikuti tutorial berikut ini silahkan bisa mengetik kembali data seperti gambar di bawah ini.
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui jumlah data masing-masing 20 baik itu motivasi maupun hasil belajar. Untuk membuat data seperti gambar di atas maka terlebih dahulu mengatur pada menu variabel view yang ada di bawah kiri SPSS.
Pada baris ke-1 isi kolom Name dengan Hasil_Belajar dengan decimals 0. Dan pada baris ke-2 isi kolom Name dengan Motivasi dengan decimals 0.Jika data penelitian adalah data yang memiliki angka desimal maka ubahlah kolm decimals dengan jumlah digit yang diinginkan.
Selanjutnya adalah mengisi data pada menu Data view (klik di bawah kiri SPSS). Isilah sesuai dengan contoh di gambar 1.
Setelah mengisi data penelitian, maka langkah selanjutnya adalah memulai uji desktiptif data. Ikutilah langkah di bawah ini:
1. Klik Analyze
2. Pilih Descriptive
3. Pilih kedua data tersebut dan klik tombol panah yang ditengah
4. Kemudian klik menu option
Silahkan ceklis untuk uji deskriptif seperti Range, Mean, Variance, Std Deviation, Minimum dan Maximum lalu klik continue dan terakhir klik ok
5. Dari langkah nomor 4 akan tampil output perhitungan spss seperti gambar di bawah ini.
Untuk mengubah baris dan kolom dari hasil output SPSS cara klik 2x pada tabel yang ingin dirubah, kemudian klik menu pivot dan pilih transpose
Hasil dari pivot rows dan Colums akan tampak seperti gambar di bawah ini
Tutorial uji deskriptif menggunakan SPSS selesai sampai disini.
Lalu bagaimana cara menginterpretasikan data deskriptif dari output SPSS?
Simak penjelasannya di bawah ini.waiting.....
Definisi Plagiat
Ciri dan Ruang Lingkup Plagiat
Alasan Plagiarism Terjadi
Trik Menghindari Plagiat
Daftar Situs untuk Mengecek Plagiarism atau Plagiat
20+ Situs Terpercaya Mengecek Plagiarism
Definisi Plagiat
Ciri dan Ruang Lingkup Plagiat
Alasan Plagiarism Terjadi
Trik Menghindari Plagiat
Daftar Situs untuk Mengecek Plagiarism atau Plagiat
A. Pengertian Model Pembelajaran Open Ended
Pembelajaran Open Ended atau pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka ialah pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan berbagai cara pemecahan/penyelesaian masalah dan solusinya pun beragam. Pembelajaran ini melatih kreatifitas, berfikir kritis, komunikasi-interaksi, sharing dan keterbukaan (Suyatno, 2009 : 62).
Menurut Suherman dkk (2003; 123) problem yang diformulasikan memiliki multijawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau disebut juga Open-Ended problem atau soal terbuka. Siswa yang dihadapkan dengan Open-Ended problem, tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Dengan demikian bukanlah hanya satu pendekatan atau metode dalam mendapatkan jawaban, namun beberapa atau banyak.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Open Ended merupakan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik. Pembelajaran ini lebih mengutamakan proses dibandingkan produk sehinggga siswa pun dirangsang untuk terbuka, berfikir yang beragam, dan dituntut melakukan variasi dalam memperoleh jawaban. Kemudian Siswa tersebut diminta untuk menjelaskan proses pencapaian jawaban tersebut.
Tujuan pembelajaran melalui pendekatan open-ended menurut Nohda (Erman Suherman dkk, 2003:124) yaitu untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa melalui problem solving secara simultan. Dengan kata lain kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan setiap peserta didik agar aktivitas kelas yang penuh ide-ide matematika memacu kemampuan berfikir tingkat tinggi peserta didik.
Selain itu ada beberapa tujuan lain yang dapat ditargetkan, yaitu: (1) saling bertukar pikiran dengan siswa lain mengenai metode pemecahan yang digunakan masing-masing, (2) membandingkan dan menguji beberapa gagasan yang berbeda, (3) memodifikasi atau mengembangkan gagasan-gagasan yang ada.
Pendekatan open-ended menjanjikan suatu kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan mengelaborasi permasalahan. Tujuannya agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa dapat terkomunikasikan melalui proses belajar mengajar. Pokok pikiran dari pembelajaran dengan open-ended yaitu pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. Dengan kata lain pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended bersifat terbuka (Ngalimun, 2012 : 162).
Contoh penerapan problem open-ended dalam kegiatan pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan dan bukan berorientasi pada jawaban akhir. Dihadapkan dengan problem open-ended siswa tidak hanya mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended biasanya dimulai dengan memberikan problem terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran membawa siswa dalam menjawab pertanyaan dengan banyak cara dan mungkin juga dengan banyak jawaban sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru.
B. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Open Ended
Pendekatan open-ended prinsipnya sama dengan pembelajaran berbasis masalah yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang dalam prosesnya dimulai dengan memberi suatu masalah kepada siswa. Bedanya Problem yang disajikan memiliki jawaban benar lebih dari satu. Problem yang memiliki jawaban benar lebih dari satu disebut problem tak lengkap atau problem open-ended atau problem terbuka.
Sifat keterbukaan dari suatu masalah dikatakan hilang apabila hanya ada satu cara dalam menjawab permasalahan yang diberikan atau hanya ada satu jawaban yang mungkin untuk masalah tersebut.
Adapun prinsip keterbukaan masalah menurut Haryani (dalam Euis, 2012 : 30) diklasifikasikan dalam tiga tipe, yaitu:
Maksudnya masalah atau soal yang diberikan itu memiliki banyak cara penyelesaian yang benar.
Hasil akhir terbuka;
Maksudnya masalah itu memiliki banyak jawaban yang benar.
Cara pengembangan lanjutan terbuka;
Maksudnya ketika siswa telah menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru yaitu dengan cara merubah kondisi masalahnya.
Sedangkan Suherman, dkk (2003) mengemukakan bahwa dalam kegiatan matematika dan kegiatan siswa disebut terbuka jika memenuhi ketiga aspek berikut :
Kegitan siswa harus terbuka. Yang dimaksud adalah kegiatan siswa harus mengakomodasi kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu secara bebas sesuai kehendak mereka.
Kegiatan matematika merupakan ragam berpikir. Kegiatan matematika adalah kegiatan yang didalamnya terjadi proses pengabstraksian dari pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari ke dalam dunia matematika atau sebaliknya.
Kegiatan siswa atau kegiatan matematika merupakan satu kesatuan. Dalam pembelajaran matematika, guru diharuskan dapat mengangkat pemahaman dalam berpikir matematika sesuai dengan kemampuan individu. Meskipun pada umumnya guru akan mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pengalaman dan pertimbangan masing-masing. Guru bisa membelajarkan siswa melalui kegiatan-kegiatan matematika tingkat tinggi yang sistematis atau melalui kegiatan-kegiatan matematika yang mendasar untuk melayani siswa yang kemampuannya rendah. Pendekatan uniteral semacam ini dapat dikatakan terbuka terhadap kebutuhan siswa ataupun terbuka terhadap ide-ide matematika.
C. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Open Ended
Menurut Suherman, dkk (2003 : 121) pembelajaran berbasis open-ended memiliki lima kelebihan untuk para siswa di sekolah, diantaranya :
1. Para siswa terlibat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mereka dapat mengungkapkan ide-ide mereka secara lebih sering. Para siswa tak hanya pasif menirukan cara yang dicontohkan gurunya.
2. Para siswa mempunyai kesempatan yang lebih dalam menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika mereka secara menyeluruh. Mereka terlibat lebih aktif dalam menggunakan potensi pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki sebelumnya.
3. Setiap siswa dapat menjawab permasalahan dengan caranya sendiri. Ini artinya, tiap kreativitas siswa dapat terungkapkan.
4. Pembelajaran dengan menggunakan open-ended problems semacam ini memberikan pengalaman nyata bagi siswa dalam proses bernalar.
5. Ada banyak pengalaman-pengalaman (berharga) yang akan didapatkan siswa dalam bentuk kepuasan dalam proses penemuan jawaban dan juga mendapat pengakuan dari siswa-siswa lainnya.
Disamping kelebihan, menurut Suherman, dkk (2003 : 121) terdapat pula kelemahan pembelajaran open ended, diantaranya :
1. Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan yang mudah.
2. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.
3. Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.
4. Mungkin terdapat beberapa siswa yang merasa kegiatan pembelajaran ini tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA UPI
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka
Adrian S Loedji, Willa. 2008. Matematika Bilingual untuk SMA Kelas XI IPA. Bandung : Yrama Widya
Istiqomah, Euis. 2012. Analisis Prestasi Siswa dalam Pembelajaran Open Ended dan Disposisi terhadap Karakternya. Skripsi.
Shimada, S. & Becker, P., 1997. The Open-Ended Approach: A New Proposal for Teaching Mathematics. NY: NCTM
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ali Mahmudi, S.Pd
Pengertian Open Ended (OE)
A. Pengertian Model Pembelajaran Open Ended
Pembelajaran Open Ended atau pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka ialah pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan berbagai cara pemecahan/penyelesaian masalah dan solusinya pun beragam. Pembelajaran ini melatih kreatifitas, berfikir kritis, komunikasi-interaksi, sharing dan keterbukaan (Suyatno, 2009 : 62).
Menurut Suherman dkk (2003; 123) problem yang diformulasikan memiliki multijawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau disebut juga Open-Ended problem atau soal terbuka. Siswa yang dihadapkan dengan Open-Ended problem, tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Dengan demikian bukanlah hanya satu pendekatan atau metode dalam mendapatkan jawaban, namun beberapa atau banyak.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Open Ended merupakan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik. Pembelajaran ini lebih mengutamakan proses dibandingkan produk sehinggga siswa pun dirangsang untuk terbuka, berfikir yang beragam, dan dituntut melakukan variasi dalam memperoleh jawaban. Kemudian Siswa tersebut diminta untuk menjelaskan proses pencapaian jawaban tersebut.
Tujuan pembelajaran melalui pendekatan open-ended menurut Nohda (Erman Suherman dkk, 2003:124) yaitu untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa melalui problem solving secara simultan. Dengan kata lain kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan setiap peserta didik agar aktivitas kelas yang penuh ide-ide matematika memacu kemampuan berfikir tingkat tinggi peserta didik.
Selain itu ada beberapa tujuan lain yang dapat ditargetkan, yaitu: (1) saling bertukar pikiran dengan siswa lain mengenai metode pemecahan yang digunakan masing-masing, (2) membandingkan dan menguji beberapa gagasan yang berbeda, (3) memodifikasi atau mengembangkan gagasan-gagasan yang ada.
Pendekatan open-ended menjanjikan suatu kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan mengelaborasi permasalahan. Tujuannya agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa dapat terkomunikasikan melalui proses belajar mengajar. Pokok pikiran dari pembelajaran dengan open-ended yaitu pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. Dengan kata lain pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended bersifat terbuka (Ngalimun, 2012 : 162).
Contoh penerapan problem open-ended dalam kegiatan pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan dan bukan berorientasi pada jawaban akhir. Dihadapkan dengan problem open-ended siswa tidak hanya mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended biasanya dimulai dengan memberikan problem terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran membawa siswa dalam menjawab pertanyaan dengan banyak cara dan mungkin juga dengan banyak jawaban sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru.
B. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Open Ended
Pendekatan open-ended prinsipnya sama dengan pembelajaran berbasis masalah yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang dalam prosesnya dimulai dengan memberi suatu masalah kepada siswa. Bedanya Problem yang disajikan memiliki jawaban benar lebih dari satu. Problem yang memiliki jawaban benar lebih dari satu disebut problem tak lengkap atau problem open-ended atau problem terbuka.
Sifat keterbukaan dari suatu masalah dikatakan hilang apabila hanya ada satu cara dalam menjawab permasalahan yang diberikan atau hanya ada satu jawaban yang mungkin untuk masalah tersebut.
Adapun prinsip keterbukaan masalah menurut Haryani (dalam Euis, 2012 : 30) diklasifikasikan dalam tiga tipe, yaitu:
Maksudnya masalah atau soal yang diberikan itu memiliki banyak cara penyelesaian yang benar.
Hasil akhir terbuka;
Maksudnya masalah itu memiliki banyak jawaban yang benar.
Cara pengembangan lanjutan terbuka;
Maksudnya ketika siswa telah menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru yaitu dengan cara merubah kondisi masalahnya.
Sedangkan Suherman, dkk (2003) mengemukakan bahwa dalam kegiatan matematika dan kegiatan siswa disebut terbuka jika memenuhi ketiga aspek berikut :
Kegitan siswa harus terbuka. Yang dimaksud adalah kegiatan siswa harus mengakomodasi kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu secara bebas sesuai kehendak mereka.
Kegiatan matematika merupakan ragam berpikir. Kegiatan matematika adalah kegiatan yang didalamnya terjadi proses pengabstraksian dari pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari ke dalam dunia matematika atau sebaliknya.
Kegiatan siswa atau kegiatan matematika merupakan satu kesatuan. Dalam pembelajaran matematika, guru diharuskan dapat mengangkat pemahaman dalam berpikir matematika sesuai dengan kemampuan individu. Meskipun pada umumnya guru akan mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pengalaman dan pertimbangan masing-masing. Guru bisa membelajarkan siswa melalui kegiatan-kegiatan matematika tingkat tinggi yang sistematis atau melalui kegiatan-kegiatan matematika yang mendasar untuk melayani siswa yang kemampuannya rendah. Pendekatan uniteral semacam ini dapat dikatakan terbuka terhadap kebutuhan siswa ataupun terbuka terhadap ide-ide matematika.
C. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Open Ended
Menurut Suherman, dkk (2003 : 121) pembelajaran berbasis open-ended memiliki lima kelebihan untuk para siswa di sekolah, diantaranya :
1. Para siswa terlibat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mereka dapat mengungkapkan ide-ide mereka secara lebih sering. Para siswa tak hanya pasif menirukan cara yang dicontohkan gurunya.
2. Para siswa mempunyai kesempatan yang lebih dalam menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika mereka secara menyeluruh. Mereka terlibat lebih aktif dalam menggunakan potensi pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki sebelumnya.
3. Setiap siswa dapat menjawab permasalahan dengan caranya sendiri. Ini artinya, tiap kreativitas siswa dapat terungkapkan.
4. Pembelajaran dengan menggunakan open-ended problems semacam ini memberikan pengalaman nyata bagi siswa dalam proses bernalar.
5. Ada banyak pengalaman-pengalaman (berharga) yang akan didapatkan siswa dalam bentuk kepuasan dalam proses penemuan jawaban dan juga mendapat pengakuan dari siswa-siswa lainnya.
Disamping kelebihan, menurut Suherman, dkk (2003 : 121) terdapat pula kelemahan pembelajaran open ended, diantaranya :
1. Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan yang mudah.
2. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.
3. Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.
4. Mungkin terdapat beberapa siswa yang merasa kegiatan pembelajaran ini tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA UPI
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka
Adrian S Loedji, Willa. 2008. Matematika Bilingual untuk SMA Kelas XI IPA. Bandung : Yrama Widya
Istiqomah, Euis. 2012. Analisis Prestasi Siswa dalam Pembelajaran Open Ended dan Disposisi terhadap Karakternya. Skripsi.
Shimada, S. & Becker, P., 1997. The Open-Ended Approach: A New Proposal for Teaching Mathematics. NY: NCTM
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ali Mahmudi, S.Pd
yang baik adalah sampel yang memiliki aspek validitas. Adapun validitas sampel ditentukan dua hal yaitu: ketelitian dan tingkat presisi (Wahyuni, 1994). Sementara Cooper, Schindler (2001), mengemukakan sampel yang baik adalah sampel yang memiliki akurasi dan presisi.
Pertama ketelitian. Sampel yang memiliki tingkat ketelitian sangatlah dibutuhkan untuk dapat menghindari pembiasan, sampel yang tidak membias akan memberikan keseimbangan diantara anggota sampelnya. Artinya apabila satu sisi terjadi overestimate, di sisi lain akan ada yang underestimate dengan demikian akan terjadi keseimbangan diantara anggotanya. Sampel yang membias akan terjadi systematic variance yakni suatu penyimpangan dalam pengukuran yang akan mempengaruhi skor secara keseluruhan. Ketika populasi heterogen maka penetapan sampel haruslah memperhatikan seluruh elemen populasi tersebut. Hal yang senada dengan ketelitian adalah akurasi yang dikemukakan oleh Cooper, Schindler.
Kedua, tingkat presisi. Selain memperhatikan ketelitian dalam penetapan sampel juga harus memperhatikan tingkat presisi. Maksudnya adalah rendahnya tingkat kesalahan estimasi. Pada hakikatnya sampel tidak ada yang dapat sepenuhnya (100%) dapat mewakili populasi. Nilai statistik sampel mungkin berbeda dari nilai parameternya sebagai hasil dari uktuasi random dalam proses pengambilan sampel. Penyimpangan seperti ini disebut error variance atau sampling error. Secara teoretik sampling error ini hanya kesalahan karena uktuasi random, sekalipun tanpa disadari mungkin juga termasuk error variance. Tinggi rendahnya tingkat presisi ditunjukkan oleh besar kecilnya standard error of estimate artinya semakin kecil estimasi standar error menunjukkan semakin tinggi tingkat presisi sampel.
Apabila populasi homogen penetapan sampel tidak terlalu persoalan, akan tetapi jika populasi heterogen maka penetapan sampel harus dipertimbangkan dengan memperhatikan minimal dua hal (Zuriah, 2006) yaitu:
2. Besarnya populasi dalam tiap kategori. Jumlah sampel dalam setiap kategori juga perlu dipertimbangkan secara proporsional, kategori yang jumlahnya besar seyogyanya sampelnya juga lebih besar.
Inilah Ciri Sampel Penelitian yang Baik Menurut Ahli
yang baik adalah sampel yang memiliki aspek validitas. Adapun validitas sampel ditentukan dua hal yaitu: ketelitian dan tingkat presisi (Wahyuni, 1994). Sementara Cooper, Schindler (2001), mengemukakan sampel yang baik adalah sampel yang memiliki akurasi dan presisi.
Pertama ketelitian. Sampel yang memiliki tingkat ketelitian sangatlah dibutuhkan untuk dapat menghindari pembiasan, sampel yang tidak membias akan memberikan keseimbangan diantara anggota sampelnya. Artinya apabila satu sisi terjadi overestimate, di sisi lain akan ada yang underestimate dengan demikian akan terjadi keseimbangan diantara anggotanya. Sampel yang membias akan terjadi systematic variance yakni suatu penyimpangan dalam pengukuran yang akan mempengaruhi skor secara keseluruhan. Ketika populasi heterogen maka penetapan sampel haruslah memperhatikan seluruh elemen populasi tersebut. Hal yang senada dengan ketelitian adalah akurasi yang dikemukakan oleh Cooper, Schindler.
Kedua, tingkat presisi. Selain memperhatikan ketelitian dalam penetapan sampel juga harus memperhatikan tingkat presisi. Maksudnya adalah rendahnya tingkat kesalahan estimasi. Pada hakikatnya sampel tidak ada yang dapat sepenuhnya (100%) dapat mewakili populasi. Nilai statistik sampel mungkin berbeda dari nilai parameternya sebagai hasil dari uktuasi random dalam proses pengambilan sampel. Penyimpangan seperti ini disebut error variance atau sampling error. Secara teoretik sampling error ini hanya kesalahan karena uktuasi random, sekalipun tanpa disadari mungkin juga termasuk error variance. Tinggi rendahnya tingkat presisi ditunjukkan oleh besar kecilnya standard error of estimate artinya semakin kecil estimasi standar error menunjukkan semakin tinggi tingkat presisi sampel.
Apabila populasi homogen penetapan sampel tidak terlalu persoalan, akan tetapi jika populasi heterogen maka penetapan sampel harus dipertimbangkan dengan memperhatikan minimal dua hal (Zuriah, 2006) yaitu:
2. Besarnya populasi dalam tiap kategori. Jumlah sampel dalam setiap kategori juga perlu dipertimbangkan secara proporsional, kategori yang jumlahnya besar seyogyanya sampelnya juga lebih besar.
Penelitian deskriptif salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk menyajikan gambaran yang lengkap mengenai seting sosial. Dalam hal ini peneltian ini akan mengeksplorasi dan mengklari kasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial
dengan jalan menggambarkan sejumlah variabel yang berhubungan dengan masalah dan variabel yang diamati. Dalam penelitian ini, sudah harus dide nisikan variabel penelitian dan menjawab pertanyaan siapa yang akan menggali informasi yang dibutuhkan. Pada dasarnya tujuan penelitian deskriptif adalah dapat menghasilkan gambaran yang akurat tentang fenomena yang diteliti, menggambarkan proses yang terjadi, menyajikan berbagai informasi penting tentang variabel tersebut. Metode deskriptif disebut juga survey, di mana metode ini umumnya selain menggambarkan suatu fenomena, juga berusaha menggambarkan hubungan, menguji hipotesis, memprediksi serta melihat implilkasinya. Jenis penelitian deskriptif dapat dilakukan dengan metode survey; metode deskriptif berkesinambungan; studi kasus; analisis pekerjaan; penelitian tindakan; dan penelitian perpustakaan.
Metode deskriptif disebut juga metode survey, di mana metode ini umumnya selain menggambarkan
suatu fenomena; juga berusaha menggambarkan hubungan, menguji hipotesis, memprediksi serta melihat implikasinya.
1. Penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah
secara teratur dan ketat dengan mengutamakan objekti tas, dilakukan dengan cermat.
2. Tidak ada perlakuan yang dilakukan. Penelitian deskriptif hanya mendeskripsikan suatu fenomena apa adanya, oleh karenanya dalam penelitian ini tidak ada perlakukan apapun.
3. Merumuskan dan menguji hipotesis. Dalam penelitian deskriptif diajukan rumusan hipotesis, yang dapat dijadikan sebagai panduan dan hipotesis tersebut akan diuji kebenarannya.
4. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara dengan menggunakan instrumen yang dipersiapkan atau dapat juga melalui pedoman wawancara.
Apa Itu Metode Penelitian Deskriptif ?...
Penelitian deskriptif salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk menyajikan gambaran yang lengkap mengenai seting sosial. Dalam hal ini peneltian ini akan mengeksplorasi dan mengklari kasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial
dengan jalan menggambarkan sejumlah variabel yang berhubungan dengan masalah dan variabel yang diamati. Dalam penelitian ini, sudah harus dide nisikan variabel penelitian dan menjawab pertanyaan siapa yang akan menggali informasi yang dibutuhkan. Pada dasarnya tujuan penelitian deskriptif adalah dapat menghasilkan gambaran yang akurat tentang fenomena yang diteliti, menggambarkan proses yang terjadi, menyajikan berbagai informasi penting tentang variabel tersebut. Metode deskriptif disebut juga survey, di mana metode ini umumnya selain menggambarkan suatu fenomena, juga berusaha menggambarkan hubungan, menguji hipotesis, memprediksi serta melihat implilkasinya. Jenis penelitian deskriptif dapat dilakukan dengan metode survey; metode deskriptif berkesinambungan; studi kasus; analisis pekerjaan; penelitian tindakan; dan penelitian perpustakaan.
Metode deskriptif disebut juga metode survey, di mana metode ini umumnya selain menggambarkan
suatu fenomena; juga berusaha menggambarkan hubungan, menguji hipotesis, memprediksi serta melihat implikasinya.
1. Penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah
secara teratur dan ketat dengan mengutamakan objekti tas, dilakukan dengan cermat.
2. Tidak ada perlakuan yang dilakukan. Penelitian deskriptif hanya mendeskripsikan suatu fenomena apa adanya, oleh karenanya dalam penelitian ini tidak ada perlakukan apapun.
3. Merumuskan dan menguji hipotesis. Dalam penelitian deskriptif diajukan rumusan hipotesis, yang dapat dijadikan sebagai panduan dan hipotesis tersebut akan diuji kebenarannya.
4. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara dengan menggunakan instrumen yang dipersiapkan atau dapat juga melalui pedoman wawancara.