Hosting Unlimited Indonesia
Home » , » Inilah Ciri Sampel Penelitian yang Baik Menurut Ahli

Inilah Ciri Sampel Penelitian yang Baik Menurut Ahli

contoh iklan


Sampel yang baik adalah sampel yang dapat merepresentasikan populasi, dengan kata lain sampel
yang baik adalah sampel yang memiliki aspek validitas. Adapun validitas sampel ditentukan dua hal yaitu: ketelitian dan tingkat presisi (Wahyuni, 1994). Sementara Cooper, Schindler (2001), mengemukakan sampel yang baik adalah sampel yang memiliki akurasi dan presisi.
Pertama ketelitian. Sampel yang memiliki tingkat ketelitian sangatlah dibutuhkan untuk dapat menghindari pembiasan, sampel yang tidak membias akan memberikan keseimbangan diantara anggota sampelnya. Artinya apabila satu sisi terjadi overestimate, di sisi lain akan ada yang underestimate dengan demikian akan terjadi keseimbangan diantara anggotanya. Sampel yang membias akan terjadi systematic variance yakni suatu penyimpangan dalam pengukuran yang akan mempengaruhi skor secara keseluruhan. Ketika populasi heterogen maka penetapan sampel haruslah memperhatikan seluruh elemen populasi tersebut. Hal yang senada dengan ketelitian adalah akurasi yang dikemukakan oleh Cooper, Schindler.
Kedua, tingkat presisi. Selain memperhatikan ketelitian dalam penetapan sampel juga harus memperhatikan tingkat presisi. Maksudnya adalah rendahnya tingkat kesalahan estimasi. Pada hakikatnya sampel tidak ada yang dapat sepenuhnya (100%) dapat mewakili populasi. Nilai statistik sampel mungkin berbeda dari nilai parameternya sebagai hasil dari  uktuasi random dalam proses pengambilan sampel. Penyimpangan seperti ini disebut error variance atau sampling error. Secara teoretik sampling error ini hanya kesalahan karena  uktuasi random, sekalipun tanpa disadari mungkin juga termasuk error variance. Tinggi rendahnya tingkat presisi ditunjukkan oleh besar kecilnya standard error of estimate artinya semakin kecil estimasi standar error menunjukkan semakin tinggi tingkat presisi sampel.
Apabila populasi homogen penetapan sampel tidak terlalu persoalan, akan tetapi jika populasi heterogen maka penetapan sampel harus dipertimbangkan dengan memperhatikan minimal dua hal (Zuriah, 2006) yaitu: 
1. Harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas. Ketika populasi heterogen maka perlu dipahami berbagai kategori yang ada, selanjutnya berbagai kategori tersebut hendaknya terwakili dalam penetapan sampel.
2. Besarnya populasi dalam tiap kategori. Jumlah sampel dalam setiap kategori juga perlu dipertimbangkan secara proporsional, kategori yang jumlahnya besar seyogyanya sampelnya juga lebih besar.


loading...

contoh iklan

1 komentar: