Siapa yang tidak pernah mencatat dalam kehidupan? Mencatat berarti menulis sesuatu dengan tujuan tertentu yang biasanya menggunakan alat tulis dan kertas. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kini mencatat dapat dilakukan menggunakan komputer, handphone dan gadget lainnya sebagai pengganti kertas. Tetap kegiatan mereka disebut sebagai mencatat.
Mencatat sepertinya suatu hal yang setiap orang dapat melakukannya. Di mulai sejak mereka merasakan pendidikan dasar atau pendidikan anak usia dini (PAUD/TK), mencatat adalah hal yang diajarkan oleh semua guru. Hingga mereka mulai beranjak dewasa, mencatat seolah-olah kebiasaan yang tak terpisahkan saat di sekolah. Tahukah kamu, mencatat dapat dikatakan berdosa jika;
Sangat ironis hingga saat ini, mencatat kerap dijadikan modus bahwa mencirikan bahwa ia merasa telah belajar. Pelajaran yang mereka dapatkan adalah sebuah catatan. Ketika mencatat telah selesai mereka mulai berpikir waktu belajar telah habis, saatnya mulai bermain dengan teman atau memegang gadget.
Otak kita lebih dahsyat daripada selembar buku yang digunakan untuk mencatat, mulailah memaksimalkan otak yang dianugrahi oleh Tuhan. Terkadang dengan mencatat, kita sering menunda memahami pelajaran. Esok akan ada ujian tertulis pelajaran sejarah, toh ada catatan belajarnya nanti saja saat pagi-pagi di kelas menjelang ujian berlangsung.
Guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran di depan kelas, tidak selalu semua siswa memperhatikan dengan serius. Siswa mengandalkan kegiatan mencatat yang ada dari papan tulis ketimbang memperhatikan penjelasan guru. Alhasil siswa mengerjakan sesuatu yang lain, padahal pengalaman guru lebih berharga daripada suatu catatan teks.
Paradigma mencatat dapat memperoleh semua informasi adalah suatu hal yang tidak sepenuhnya benar. Mencatat membuang waktu kita untuk mendengarkan dan merasakan pengalaman seseorang. Seolah mengalami kejadian dan berusaha memvisualisasikan langsung adalah dengan mendengarkan bukan mencatat. Akan ada suatu yang terlewat ketika kita selalu mencatat. Sehingga dalam hal ini mencatat bukanlah pilihan yang terbaik untuk memahami sesuatu. Karena mencatat tidak dapat secepat dengan pembicaraan diskusi yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, alangkah baiknya kita selalu menggunakan otak sebagai media penyimpanan pengetahuan. Sekarang yang perlu ditingkatkan adalah daya ingatan otak yang lebih lama.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi semuanya..
Jangan lupa tinggalkan komentar yang baik sebelum meninggalkan website ini.
Mencatat sepertinya suatu hal yang setiap orang dapat melakukannya. Di mulai sejak mereka merasakan pendidikan dasar atau pendidikan anak usia dini (PAUD/TK), mencatat adalah hal yang diajarkan oleh semua guru. Hingga mereka mulai beranjak dewasa, mencatat seolah-olah kebiasaan yang tak terpisahkan saat di sekolah. Tahukah kamu, mencatat dapat dikatakan berdosa jika;
Sangat ironis hingga saat ini, mencatat kerap dijadikan modus bahwa mencirikan bahwa ia merasa telah belajar. Pelajaran yang mereka dapatkan adalah sebuah catatan. Ketika mencatat telah selesai mereka mulai berpikir waktu belajar telah habis, saatnya mulai bermain dengan teman atau memegang gadget.
Otak kita lebih dahsyat daripada selembar buku yang digunakan untuk mencatat, mulailah memaksimalkan otak yang dianugrahi oleh Tuhan. Terkadang dengan mencatat, kita sering menunda memahami pelajaran. Esok akan ada ujian tertulis pelajaran sejarah, toh ada catatan belajarnya nanti saja saat pagi-pagi di kelas menjelang ujian berlangsung.
Guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran di depan kelas, tidak selalu semua siswa memperhatikan dengan serius. Siswa mengandalkan kegiatan mencatat yang ada dari papan tulis ketimbang memperhatikan penjelasan guru. Alhasil siswa mengerjakan sesuatu yang lain, padahal pengalaman guru lebih berharga daripada suatu catatan teks.
Paradigma mencatat dapat memperoleh semua informasi adalah suatu hal yang tidak sepenuhnya benar. Mencatat membuang waktu kita untuk mendengarkan dan merasakan pengalaman seseorang. Seolah mengalami kejadian dan berusaha memvisualisasikan langsung adalah dengan mendengarkan bukan mencatat. Akan ada suatu yang terlewat ketika kita selalu mencatat. Sehingga dalam hal ini mencatat bukanlah pilihan yang terbaik untuk memahami sesuatu. Karena mencatat tidak dapat secepat dengan pembicaraan diskusi yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, alangkah baiknya kita selalu menggunakan otak sebagai media penyimpanan pengetahuan. Sekarang yang perlu ditingkatkan adalah daya ingatan otak yang lebih lama.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi semuanya..
Jangan lupa tinggalkan komentar yang baik sebelum meninggalkan website ini.
0 komentar:
Posting Komentar