Hosting Unlimited Indonesia
Home » » Episode Mata Najwa Terbaik Sepanjang Masa

Episode Mata Najwa Terbaik Sepanjang Masa

contoh iklan




Mata Kata Bijak Mata Najwa 26 Agustus 2015 ~ PENYERU PERLAWANAN

 
Dalam dunia penuh pura-pura, anak muda sibuk meisahkan dusta dari kata. Mereka ada di hutan dan di tanah kita di lorong pabrik dan jalan raya. Pemuda tak sempat jadi anak manis melihat kepogahan terus begitu sinis. Ruang publik didefinisikan oleh uang air kampung pun kering kerontang. Alam berubah menjadi bencana atas nama investasi sudi dikeruk dan dijarah. Bagaimana anak muda bisa diam ketika aparat justru miskin teladan. Apa yang salah dibenarkan tersesat dalam pekatnya konflik kepentingan. Mari menyeru perlawanan lewat berbagai cara, bekerja, mencipta, bersuara, bergerak dalam karya. Karena asa tidak hanya ada di tangan penguasa tapi dalam kehendak warga yang berdaya.


Mata Najwa  16 Maret 2016 ~  Pertarungan Ahok

Ahok menawarkan kontroversi daya tarik dan daya toak bisa sama tinggi. Para penantang menyebutnya tak ramah tegas tidak perlu mencaci dan marah-marah. Kepemimpinan Ahok membawa harapan sekaligus sejumlah kecamasan. Dia galak menunding praktik korupsi tapi dianggap ringan menggusur sana sini. Ahok disebut tahu dan cakap bekerja. Pengikutnya mempertanyakan untuk siapa Ahok bekerja?. Ahok punya sejumlah kelebihan mendasar di saat yang sama kekurangan untuk medengar. Pilkada Jakaarta bukan pertaruhan Ahok semata. Api masa depan nasib warga. Sah saja memperjuangkan aspirasi Anda. Bersiaplah untuk berbeda dengan santun dan dewasa. Memilih dengan segenap akal sehat, menimbang visi dan watak seraya mendahulukan rekam jejak.
 

Mata Najwa 2 September 2015 ~ Siapa Yang Layak Pimpin KPK


Mencari komisioner KPK butuh negarawan, mereka yang tahu apa yang jadi kebutuhan. Paham apa masalah negara ini dimulai dengan melepaskan kepentingan dana filiasi. Butuh seluruh dukungan politik untuk KPK bekerja dari kepala negara hingga wakil rakyat kita. Tak ada capim yang layak tanpa proses dan seleksi yang ketat. Hebat memutuskan sosok berkualitas, berani mengabaikan yang tak pantas. Komisioner KPK bukan hasil politik representasi,  tak otomatis hakim, jaksa atau polisi. Memutuskan komisoner selalu soal kapasitas dan tentu saja kejelasan integritas. Kita butuh KPK baru yang berwibawa di saat yang sama bijak untuk bekerja sama.  Menjadikan sesama penegak hukum sebagai mitra seraya terus membersihkan sapu kotor mereka


Mata Najwa 6 Januari 2016  - Harap Harap Cemas

 Sungguh merugi hidup bangsa jika energi habis tumah mengurus gaduh politik yang durhaka. Kita perlu belajar darisejarah yang begitu jelas mengurangi gaduh politik yang kerap tak berkelas. Tahun 2016 rakyat butuh bukti bahwa politik tidak abai dan tuli. Mereka yang dipilih dengan suara jangan berlagak lupa menggunakan mata dan telinga. Politisi yang tiba-tiba lupa untuk siapa dia berdiri terbelenggu oligarki dan godaan duniawi. Kegaduhan di 2015 pekat intrik elit begitu sedikit memperjuangkan kepentingan publik. Celakalah pejabat yang menunggangi negara keiprahnya jauh dari bijaksana. 2016 harus jadi tahun keadaban mengabdi bukan mencuri pengorbanan daripada pembebanan.
 

Mata Najwa 09 September 2015 ~ Panggung GODBLESS

Teruntuk mereka yg bersemangat muda, musik rock adalah makanan bagi jiwa. Rock yang memancing teriakan dan jejingkrakan, adalah anarki yang mencairkan tatanan. God Bless pernah jadi katarsis bagi yang berjiwa muda saat politik hanya “sekadar panggung sandiwara”. Sebab pecinta musik rock menghargai kejujuran sikap terbuka “tanpa hiasan tanpa lukisan”. Daripada menjilat penguasa yang tingkahnya bikin geli, mereka lebih suka “menjilati matahari”. Jiwa-jiwa gelisah yang mencari “semut hitam” di antara sumpek dan pengapnya kehidupan. Mereka menyukai “bukit yang terbuka”,  “sebatang sungai yang membelah cerahnya huma”. Mari bersuka jangan berdusta, dengan musik rock sebagai pengantarnya. Lompat-lompatlah ke udara sambil teriak sekeras-kerasnya. Tak ada yang bisa menjadi penghalang, sebab “rumah kita hanya berpagar alang-alang”. Panjang umurlah hai God Bless. Karena sungguh engkau ini milik kita.


Mata Najwa 9 Desember 2015  ~ Mencari Negarawan ~ Live Event Pilkada Serentak


Seharusnya pemimpin bergantung kepada rakyat sebab kita bukan mainan elit dan pejabat. Tapi rakyat kerap dianggap seperti kerbau yang dungu. Para elit bersandiwara tanpa rasa malu. Skandal yang telanjang pun ditutupi dengan luar biasa. Seakan rakyat itu buta dan tak tahu apa-apa. Suara rakyat dengan gampang diabaikan. Kepentingan bos yang justru diutamakan. Tapi apatisme adalah pedang bermata dua. Justru bisa menguntungkan elit yang berkuasa. Memilih bisa menjadi alat hukuman bagi kandidat yang tak dipilih karena buruknya perbuatan. Kita semua harus benar-benar berdaya dengan singkirkan elit yang bertingkah seenaknya. Jika bisan denga polah wakil rakyat yang janggal. Jangan ditambah emmilih kepala daerah yang bebal. Jangan sampai ada papa yang minta saham di daerah. Sebab tanah dan air di daerah bukan milih para penjarah.
 

contoh iklan

0 komentar:

Posting Komentar